ImageTangga Tak Laku, Perut Kosong, Abah Rukman Bertaha...
Image

Tangga Tak Laku, Perut Kosong, Abah Rukman Bertahan Hanya dengan Air

Rp 0 terkumpul dari Rp 75.000.000
0 Donasi sudah berakhir

Penggalang Dana

Image

Karena itulah, abah hanya bisa minum seharian tanpa makan saat tidak ada orang yang membeli tangga.

Abah Rukman, lelaki renta berusia 78 tahun, masih saja berkeliling kampung setiap hari membawa tangga kayu buatan tangannya sendiri. Tangannya gemetar, langkahnya terseok, namun semangatnya belum juga padam. Satu tangga dihargai 80 ribu rupiah — harga yang kecil untuk tenaga sebesar itu. Namun keberuntungan tak selalu datang. Kadang ia harus menunggu tiga sampai empat hari untuk menjual satu tangga, kadang bahkan sepuluh hari berlalu tanpa satu pun pembeli. Di saat seperti itu, Abah hanya bisa menatap langit, bertanya dalam hati, Sampai kapan harus bertahan begini?

Ketika tubuh tuanya benar-benar tak sanggup lagi berjalan, Abah menerima pekerjaan apa saja: membuang benang, mencari rumput untuk ternak orang, bahkan menyapu halaman rumah tetangga. Tak peduli berapa bayaran yang diberikan, asalkan cukup untuk membeli sedikit beras. 

Tubuh renta itu dipaksa bekerja jauh melampaui batas tenaganya, seringkali ia harus berhenti sebentar, memegangi dadanya yang terasa sesak, sebelum melanjutkan lagi langkah kecilnya.

Abah Rukman tidak pernah meminta belas kasihan dunia. Ia hanya ingin menjalani hidupnya dengan sisa tenaga yang ia punya. Setiap tangga yang ia buat adalah simbol perjuangan yang dunia mungkin tak pernah tahu, tentang seorang lelaki tua yang bertahan melawan sepi, lapar, dingin, dan kesendirian — dengan hanya satu kekuatan: hatinya yang tidak mau menyerah, meski tubuhnya sudah lama meminta untuk berhenti.

Dengan usia Abah yang sudah sangat tua dan kondisi fisik yang mulai melemah, setiap hari Abah harus melewati jalanan ramai sambil memanggul tangga kayu yang panjang dan berat. Risiko ini tidak hanya membahayakan keselamatan Abah, tetapi juga para pengendara di sekitarnya.

Abah berjalan dari satu rumah ke rumah lain, menawarkan tangga buatannya dengan penuh harap. Namun sering kali tak ada satu pun pintu yang terbuka untuknya. Meski demikian, Abah tetap berangkat setiap pukul lima pagi, membawa satu tangga besar di punggung rentanya. Sebetulnya, Abah sudah tidak lagi sanggup berjalan jauh seperti dulu. Kondisinya semakin menurun dari hari ke hari, tetapi Abah tidak memiliki pilihan lain. Menjual tangga adalah satu-satunya sumber penghasilan utama yang ia miliki.

Sering kali, saat tidak ada satu pun pembeli, Abah harus menahan lapar sepanjang hari. Ia hanya bisa minum air untuk mengisi perut kosongnya, berharap esok hari keberuntungan akan berpihak padanya.

Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, Abah menyimpan satu impian sederhana — memiliki sebuah warung kecil di rumahnya. Dengan begitu, ia tak perlu lagi berkeliling membawa beban berat di tengah jalanan ramai. Namun jangankan untuk membuka warung, untuk makan sehari-hari saja Abah masih harus berjuang keras.

Sahabat Inisiatif, mari bersama-sama membantu mewujudkan mimpi Abah. Berapa pun yang kita berikan akan sangat berarti untuknya. Mari kita berikan kebahagiaan di masa senjanya, agar Abah bisa menikmati hari-hari tuanya dengan damai dan penuh senyum.

Kantor Yayasan Wahdah Inisiatif Kebaikan
Jl. Graha Jati No.5 RT001/RW013 Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kode Pos 40216

Informasi & Konfirmasi Donasi
+62 877-7717-71745 ( Call Center )

Tanda Terdaftar Kemenkumham
AHU-0017625.AH.01.04. TAHUN 2023

Izin Dinas Sosial Kabupaten Bandung
Nomor: 400.3.6.6 / 3173 / Dayasos

 

Baca selengkapnya ▾

  • May, 1 2025

    Campaign is published

Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini

Fundraiser

Belum ada Fundraiser

Mari jadi Fundraiser dan berikan manfaat bagi program ini.

Doa-doa orang baik

Menanti doa-doa orang baik

Bagikan melalui:
✕ Close